Prof Arif Satria Bicara Pengoptimalan Pengelolaan Investasi di IPB University
Prof Arif Satria Bicara Pengoptimalan Pengelolaan Investasi di IPB University
Badan Pengelolaan Bisnis, Investasi dan Wakaf (BP Biswaf) IPB University mengadakan Sharing Session bertajuk Optimalisasi Pengelolaan Investasi Institusi di IPB International Convention Center, Bogor (3/4). Rektor IPB University, Prof Arif Satria menerangkan pengoptimalan pengelolaan investasi di IPB University.
“IPB University mempunyai satu unit badan usaha, yakni BP Biswaf yang menjalankan fungsi pelaksana kegiatan yang berkaitan tentang income generating,” ujar Prof Arif yang hadir secara daring melalui Zoom.
Ia mengungkapkan, dana yang disediakan oleh pemerintah untuk perguruan tinggi semakin menurun. Hal ini menurutnya menjadi kesempatan bagi institusi untuk bisa kreatif mencari berbagai sumber pendapatan.
“Kita harus kreatif membuat inovasi IPB University mulai dari produk, jasa dan aset menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi. Soal aset, ada regulasi karena statusnya milik tanah negara. Karena itu, kita harus berkolaborasi dengan pihak swasta untuk memaksimalkan potensinya,” terangnya.
Prof Arif menambahkan, IPB University punya banyak peluang untuk memanfaatkan inovasi untuk pemenuhan bisnis. Pasalnya, saat ini IPB University sudah memiliki paten lebih dari 800 inovasi dengan tingkat komersialisasi mencapai 35 persen.
“Kita ada peluang untuk membuka Serambi Botani ke negara Arab. Ini merupakan suatu terobosan baru untuk melakukan ekspor produk inovasi IPB University. Tidak banyak perguruan tinggi yang dapat menghasilkan angle income dari kegiatan pendidikan. Namun, saya yakin, hal itu dapat kita lakukan lewat produk inovasi teknologi dan berbagai aset yang kita punya,” tandasnya.
Prof Arif mengurai, capital yang IPB University memiliki antara lain tangible dan intangible. Tangible berupa aset, sementara intangible dapat berupa kepakaran atau paten sehingga keduanya harus dimanfaatkan secara maksimal. “Kepakaran kita juga harus bermain di level global, karena kita akan memanfaatkan aset inovasi yang kita punya sebagai sumber pendapatan yang besar,” kata Prof Arif melanjutkan.
“Kita punya aset di Jonggol, Pelabuhan Ratu dan stasiun lapang lainnya untuk bisa segera dibuatkan masterplan sehingga kita bisa menggarap potensi bisnis apa yang akan dihasilkan dari aset kita. Secara capital, kita harus ekspansi menjadi yang lebih besar sehingga memerlukan sinergi dan kolaborasi dengan Badan Usaha milik Negara (BUMN) dan swasta,” ungkapnya.
Deputi Direktur Bidang Pendapatan Tetap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, Nugroho Agung Tristianto, MM menerangkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengoptimalkan investasi, di antaranya harus ada pedoman atau peraturan atau good governance dan kebijakan investasi. “Selain itu, institusi harus menyusun semacam Strategic Asset Allocation (SAA) dan Tactical Asset Allocation (TAA) dengan target tertentu,” tambahnya.
Selain itu, hadir Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Dr Indra Gunawan menjelaskan tentang sukuk sebagai bukti kepemilikan yang bernilai sama atas aset yang mendasari (underlying asset).
Sumber : ipb.ac.id